
Di Restoran Om Jola (Omah Joglo Lawas) Sumberadi Mlati, pada hari Sabtu, 20 Desember 2025 segenap guru dan karyawan SD Muhammadiyah Pakem berkolaborasi dengan SD Muhammadiyah 2 Pakem mengikuti rangkaian acara seminar dalam rangka peningkatan kapasitas guru dan karyawan. Agenda belajar bersama ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap semester. Sekolah ini berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dengan belajar dalam berbagai hal. Sejalan dengan pernyataan Albert Einstein “Once you stop learning, you start dying.” Ketika Anda berhenti belajar, Anda dekat dengan Kematian. Belajar bisa dilakukan dengan siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Setiap jam adalah pelajaran, setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah.
Ada 2 sesi belajar pada acara tersebut, sesi pertama dimulai pukul 09.00-12.00 oleh Bapak Bayu Satriyo Wicaksono, S.E., M.Psi, CHt. seorang Training Facilitator & Coach dari Astadaya Consulting. Coach Bayu melatih peserta untuk bisa mengenal diri, memulai untuk berkomitmen dan aksi untuk melayani dalam rangka mencapai tujuan bersama. Beliau mengajarkan untuk self awareness, (sadar diri), self management (manajemen diri), social awareness (sadar sosial) dan relationship management (manajemen hubungan dengan relasi). Semakin mengenali diri, akan semakin mudah mengenali orang lain. Semakin kita memahami bahwa dalam sebuah tim pasti akan terjadi perbedaan pendapat, perbedaan respon, perbedaan karakter. Apalagi saat harus berinteraksi dengan pihak eksternal, mengantisipasi perubahan-perubahan kondisi eksternal, tentu akan lebih kompleks lagi dinamikanya. Oleh karena itu memerlukan “growth mindset”

Pada kesempatan ini Coach Bayu juga menjelaskan tentang hikmah bangun dan tidur awal untuk kesehatan fisik dan mengurangi risiko depresi 23%. Hal ini terhubung dengan perasaan seseorang yang merasa waktu berjalan lambat dan waktu berjalan cepat. Stres negatif yang timbul ketika kita tidak sanggup mengatasi tekanan atau tantangan yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, kewalahan, cemas, dan gelisah, yang jika berkelanjutan dengan intensitas tinggi, lama kelamaan akan merusak kesehatan mental. Beliau menjelaskan agar peserta bijak dalam menghadapi stres negatif ini tidak hanya memendam, melampiaskan atau mengalihkan, lebih dari itu kita sebaiknya berupaya mengalirkan stres tersebut. Caranya adalah menulis corat-coret bebas, “brain dump” (menuliskan semua isi pikiran di kertas, bercerita ke sosok terpercaya/ profesional, mengalirkan emosi ke benda yang sederhana, melakukan aktivitas seni dan olahraga atau melakukan psikoterapi dengan pendampingan profesional.
Lebih lanjut Coach Bayu menjelaskan mengenai hukum kekekalan energi. Jumlah energi dari sebuah sistem tertutup itu tidak akan berubah-ubah, ia akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia; namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
Bahwa sekecil apapun usaha kita akan mendapatkan balasan yang setimpal, jika kita merasa gaji kita kurang dari usaha atau pekerjaan kita maka Allah akan memberikan hasil usaha atau bonus lain berupa rizki atau keberkahan berbeda, misalnya kesehatan, dimudahkan dalam berbagai urusan, keharmonisan keluarga dan sebagainya. Sebaliknya jika kita hanya berusaha kecil sementara kita mendapatkan gaji atau hasil yang lebih, itu artinya minus. Bisa jadi Allah akan menimpakan penyakit atau kesehatan yang terganggu sehingga kita harus mengeluarkan biaya pengobatan dan sebagainya.

Hal ini sesuai dengan QS Al Isra ayat 7 :“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat,maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”. Selain itu juga dikuatkan dalam QS Az-Zalzalah ayat 7-8: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya”
Pada sessi kedua, pukul 13.00-15.00 acara dilanjutkan oleh Ibu Ayuk Rahadhian S, S.Psi., M.Psi., Psikolog, narasumber dari Lembaga Layanan Psikologi Zaituna. Psikolog yang sudah bekerjasama dengan SD Muhammadiyah Pakem sejak tahun 2019 ini menyampaikan materi tentang ”Peran Strategis Sekolah Dalam Pelayanan Kesehatan Mental Anak”.
Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera mental yang memungkinkan individu mampu mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dan bekerja dengan baik, serta mampu berkontribusi pada komunitasnya. Kondisi ini bersifat kontinum, kompleks, personal, dipengaruhi oleh faktor risiko dan faktor protektif yang beragam.
Contoh masalah Kesehatan mental pada anak SD antara lain: masalah emosi berupa gangguan kecemasan, depresi yang bisa berdampak pada kehadiran di sekolah, prestasi sekolah, isolasi sosial, kesepian, dan perilaku menyakiti diri sendiri. Kedua gangguan perilaku berupa gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) berupa kesulitan memusatkan perhatian dan atau bergerak berlebihan dan bertindak cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Gejala Conduct Disorder meliputi perilaku yang merusaj dan menantang, berdampak pada prestasi akademik dan meningkatkan risiko perilaku criminal. Ketiga gejala disleksia yakni lambat dan tidak mampu membaca dengan benar, kesulitan mengeja, kesulitan menulis, bingung dengan kata yang mirip, serta kesulitan mengikuti pembelajaran dan membutuhkan proses yang sistematis, eksplisit, dan terstruktur dalam membaca, menulis, dan belajar dengan bahasa.
Adapun strategi pengembangan aspek emosi-sosial pada anak SD dapat dilakukan sebagaimana berikut.


Pada akhir acara Ibu Ayuk menyampaikan “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allaah itu dekat” (QS Al Baqarah : 214). Diharapkan setiap usaha kita selalu libatkan Allah, dengan berdoa dan berusaha insyaallah, semua masalah akan terselesaikan.
(Penulis: Ari Fitri Utami, editor: Masruri)




