Sekolah Adiwiyata merupakan salah satu program peduli lingkungan yang diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan untuk mempromosikan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran warga sekolah akan pentingnya menjaga lingkungan. Dalam rangka mensukseskan program adiwiyata ini, SD Muhammadiyah Pakem berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk merancang kegiatan yang terintegerasi dengan kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk program tersebut diwujudkan dalam pembelajaran kokurikuler berbasis proyek P5. Harapannya melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan saja, namun dapat terbentuk karakter yang tercermin dalam sikap dan tindakan untuk merawat lingkungan.

Kelas 2 SD Muhammadiyah Pakem mengusung tema Gaya Hidup Berkelanjutan (GHB). Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan shibori. Shibori merupakan teknik pewarnaan manual yang menggunakan ikatan dan pencelupan untuk menghasilkan motif-motif unik. Teknik ini mencakup berbagai macam manipulasi dan pewarnaan kain, seperti mengikat satu bagian kain yang diinginkan kemudian melilitkan benang disepanjang bagian yang diikat. Siswa diajak oleh para guru untuk membuat shibori dengan memanfaatkan baju bekas dan mengubahnya menjadi baju baru.

Ari Fitri Utami, S.Pd., selaku koordinator P5 kelas 2 menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah pakaian bekas. Mendaur ulang pakaian tidak mudah seperti plastik, kertas, kaca, ataupun logam. Pakaian memiliki komposisi bahan yang berbeda-beda dan mengandung zat beracun dalam proses pewarnaannya. Disamping itu teknologi daur ulang pakaian yang ada saat ini membutuhkan bahan baku yang stabil dan konsisten, sehingga tidak semua pakaian dapat didaur ulang. Pada akhirnya, pakaian yang sudah tidak dapat dipakai akan berujung ke tempat pembuangan akhir.”

Sebelum melakukan aksi, para siswa diberikan penjelasan tentang bahaya zat kimia pewarna pakaian terhadap lingkungan. Untuk meminimalisir dampak terhadap limbah buangan, siswa diajak untuk membuat shibori menggunakan pewarna alami jenis remasol yang tidak memberikan beban polutan terhadap tanah maupun sumber air bersih. Proses pembuatan shibori melalui beberapa tahapan sederhana Langkah pertama yang dilakukan adalah melipat kaos dan mengikatnya menjadi beberapa bagian dengan karet. Kedua, mencelup dalam cairan waterglass dan diberi pewarna remasol yang dimasukkan ke dalam botol bekas cuka. Siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi dalam membentuk motif dan memilih pewarna yang diinginkan. Langkah terakhir, ikatan karet dibuka dam dilanjutkan proses penjemuran yang dilakukan di atas rerumputan halaman literasi hidup bagian belakang SD Muhammadiyah Pakem. Selama melakukan aksi ini, seluruh siswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir.